Menurut Thomas dan Chess (1997), tempramen dapat
didefinisikan sebagai karakteristik yang dimiliki seseorang dan cara mendasar
yang dilakukan secara biologis oleh seseorang untuk bereaksi terhadap orang
atau situasi baru. Dalam hal ini, tempramen dapat dideskripsikan sebagai bagaimana perilaku seseorang, bukan apa yang dilakukan oleh seseorang. Sebagian
periset memandang tempramen secara lebih luas karena mereka beranggapan bahwa
seorang anak tidak mungkin melakukan tindakan yang sama untuk semua situasi. Kemudian
Rothbart, Ahadi, dan Evans (2000) menambahkan tempramen bukan saja cara yang
dilakukan anak untuk mendekati dan bereaksi terhadap dunia luar. Akan tetapi,
hal tersebut dilakukan untuk meregulasi fungsi mental, emosional, dan perilaku
mereka (dalam Papalia, Sally, & Ruth, 2010).
Dalam New York Longitudinal Study (NYLS), periset
mencoba untuk mengikuti perkembangan 133 bayi hingga dewasa. Selain itu,
periset melakukan wawancara, menguji, dan mengobservasi mereka. Periset juga
melakukan wawancara kepada orang tua dan guru mereka. Dalam penelitian ini,
periset mencoba untuk meneliti seberapa aktif anak, seberapa regular anak
ketika mereka berada dalam kondisi lapar, bagaimana cara anak beradaptasi
terhadap perubahan yang bersifat rutin, seberapa sensitif anak terhadap suara
dan perangsang sensoris lainnya, seberapa kuat anak merespon sesuatu, cara
memahami perasaan anak, serta mengetahui apakah anak mampu mengerjakan tugas
atau anak mudah terganggu ketika mengerjakan sesuatu (Thomas, Chess, & Birch dalam Papalia,
Sally, & Ruth, 2010).
Kemudian Thomas & Chess (1977, 1984) membagi
temperamental menjadi tiga tipe. Pertama, easy
children (anak dengan tempramen sedang) : umumnya anak dengan tipe ini
cenderung bahagia, memiliki irama pada fungsi biologis yang teratur, dan mampu
menerima pengalaman baru. Kedua, difficult
children (anak dengan tempramen tinggi) : baisanya anak lebih mudah marah
dan sulit untuk diikuti, memiliki ritme biologis yang tidak teratur, serta
lebih intens dalam mengekspresikan emosi. Ketiga, slow to warm up (anak dengan tempramen rendah) : cenderung lebih
lembut, namun anak mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan orang serta
situasi yang baru. Untuk mengetahui tiga pola temperamental secara lebih rinci,
perhatikan tabel di bawah ini :
Tiga Pola Tempramental (merujuk pada
New York Longitudinal Study)
|
||
Anak dengan Tempramen Rendah (Slow to Warm Up Children)
|
Anak dengan Tempramen Rendah (easy Children)
|
Anak dengan Tempramen Tinggi (Difficult Children)
|
Memiliki
reaksi dengan intensitas yang ringan, baik positif maupun negatif.
|
Memiliki
perasaan dengan intensitas lembut hingga moderat, biasanya bersifat positif.
|
Secara intens
menujukkan perasaan negatif, seperti menangis dengan suara keras atau tertawa
dengan suara keras.
|
Merespon
perubahan dan suatu hal yang baru secara lambat.
|
Merespon
perubahan dan sesuatu yang baru dengan baik.
|
Kurang baik
dalam merespon perubahan dan sesuatu yang baru.
|
Memiliki
keteraturan makan dan tidur di bawah anak bertempramen sedang dan di atas
anak bertempramen tinggi.
|
Mampu
mengembangkan pola tidur dan makan dengan cepat.
|
Memiliki pola
makan dan tidur yang tidak teratur.
|
Menunjukkan
respon awal yang negatif terhadap stimuli baru (seperti pertemuan pertama
dengan orang, tempat, atau situasi baru).
|
Mudah menerima
makanan baru.
|
Lambat dalam
menerima makanan baru.
|
Tersenyum
kepada orang asing.
|
Curiga
terhadap orang lain.
|
|
Mampu
beradaptasi dengan mudah dengan situasi yang baru.
|
Beradaptasi
secara lambat dengan situasi baru.
|
|
Menerima
perasaan frustasi dengan sedikit pertengkaran.
|
Bereaksi
terhadap frustasi dengan kemarahan.
|
|
Secara
gradual, mampu mengembangkan rasa suka terhadap stimuli baru setelah
ditampakkan berulangkali tanpa paksaan.
|
Beradaptasi
dengan cepat terhadap rutinitas baru dan peraturan yang baru.
|
Beradaptasi
secara lambat dengan situasi baru.
|
Sumber
Bacaan :
Papalia, Diane E., Sally W. O., & Ruth D. F.
(2010). Psikologi Perkembangan, Bagian I
s/d IV, Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana
No comments:
Post a Comment