SPONSOR

Monday 13 February 2017

RANCANGAN PENELITIAN DASAR

Menurut Papalia (2008), rancangan penelitian merupakan sebuah rencana untuk melakukan suatu penelitian yang bersifat ilmiah. Dimana dalam rancangan penelitian terdapat pertanyaan terkait dengan pertanyaan apa yang harus dijawab, bagaimana cara memilih partisipan dalam penelitian, bagaimana cara mengumpulkan sebuah data dalam penelitian, bagaimana cara melakukan interpretasi berdasarkan sebuah data, serta bagaimana cara memperoleh sebuah kesimpulan yang valid berdasarkan data yang telah diperoleh. Hal ini membuat peneliti akan menentukan rancangan penelitian apa yang akan peneliti gunakan untuk memperoleh sebuah data. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi etnografi, studi korelasional, dan eksperimen. Dalam rancangan penelitian studi kasus dan studi etnografi bersifat kualitatif. Sedangkan studi korelasional dan eksperimen bersifat kuantitatif, dimana dalam setiap jenis rancangan penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, serta memiliki karakteristik tertentu. Adapun karakteristik, kelebihan, dan kelemahan masing-masing rancangan penelitian, adalah sebagai berikut :

Jenis
Karakteristik Utama
Kelebihan
Kelemahan
Studi Kasus
Mempelajari seseorang secara mendalam
Fleksibel karena menghadirkan gambaran secara mendetail mengenai perilaku dan perkembangan seseorang.
Dapat menghasilkan hipotesis.
Ada kemungkinan tidak dapat digeneralisis kepada orang lain.
Tidak dapat diuji secara langsung.
Tidak dapat membangun hubungan kasualitas.
Studi Etnografi
Studi mendalam terhadap kultur atau subkultur
Dapat mengatasi bias kultur dalam teori dan riset.
Dapat menguji universalitas sebuah fenomena.
Bermasalah dengan bias pihak pengamat.
Studi Korelasional
Menemukan hubungan positif atau negatif antarvariabel
Dapat melakukan sebuah prediksi satu variabel berdasarkan variabel lain.
Dapat memberikan saran hipotesis mengenai hubungan yang bersifat kasual.
Tidak dapat membangun hubungan kasualitas dengan sendirinya.
Eksperimen
Prosedur terkontrol karena eksperimenter berusaha untuk mengontrol variabel independen yang bertujuan untuk menentukan dampak terhadap variabel dependen.
Dapat dilakukan di laboratorium ataupun lapangan.
Membangun hubungan kasualitas.
Memiliki prosedur yang sangat terkontrol.
Memiliki tingkat kontrol tertinggi.
Temuan berasal dari eksperimen laboratoris.
Memiliki kemungkinan tidak dapat digeneralisir kepada situasi di luar laboratorium.

Sumber Bacaan :

Papalia, Diane E. et al. (2008). Psikologi Perkembangan, Edisi Kesembilan, Cetakan Kedua (Human Development, 9th Edition). Terj : A. K. Anwar. Jakarta : Kencana

No comments:

Post a Comment