SPONSOR

Tuesday 1 November 2016

DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI

Robert G. Owens (1991) mengartikan kepemimpinan sebagai kemauan dan keterlibatan seseorang secara sengaja dalam memengaruhi perilaku yang akan dilakukan oleh orang lain. Hal ini serupa dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fillick dan Peterson (2001) yang menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan penetapan kemampuan untuk memengaruhi perilaku dan tindakan yang akan orang lain lakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Uha, 2014).
Menurut Kast dan Rosenzweig (2002), kepemimpinan merupakan kesanggupan seseorang untuk membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Hunt dan Obson (2002) menggambarkan kepemimpinan menjadi dua jenis, yaitu (1) kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang ditentukan oleh peran seorang pemimpin berdasarkan standar supervisor dan kepekaan.; (2) pemimpin secara bebas menentukan intervensi yang akan dilakukan dalam menjelaskan respon perilaku (Uha, 2014).
Kemudian Tannembaum dan Massarik (2002) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang dilaksanakan dalam berbagai situasi dan diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu melalui proses komunikasi. Selain itu, kepemimpinan menyangkut tentang usaha seorang pemimpin untuk mempengarui pengikutnya dan sanggup melakukan perubahan secara organisasional. Definisi kepemimpinan ini senada dengan definisi yang dikemukakan oleh DuBrin (1993) yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu usaha dalam mempengaruhi dan mengubah seseorang melalui proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi (Uha, 2014).
Pendapat lain dikemukakan oleh Stoner (1996), dimana Stoner menyatakan bahwa pemimpin adalah suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh anggota kelompok. Selanjutnya Maxwell (1995) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh pengikut. Di sisi lain, Stogdill (1974) mencoba untuk memetakan definisi kepemimpinan sebagai berikut : (1) kepemimpinan sebagai proses kelompok, (2) kepemimpinan sebagai kepribadian berakibat, (3) kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi, (4) kepemimpinan sebagai sendi dalam menciptakan kesepakatan, (5) kepemimpinan sebagai tindakan perilaku, (6) kepemimpinan sebagai bentuk bujukan, (7) kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan, (8) kepemimpinan sebagai sarana dalam mencapai tujuan, (9) kepemimpinan sebagai hasil interaksi, (10) kepemimpinan sebagai pemisah peranan antara atasan dengan bawahan, dan (11) kepemimpinan sebagai awal struktur (Uha, 2014).

Sumber Bacaan :

Uha, Ismail N. (2014). Manajemen Perubahan (Teori dan Aplikasi pada Organisasi Publik dan Bisnis). Bogor : Ghalia Indonesia