Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku
yang dirancang untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja
yang dimiliki oleh bawahannya, sehingga kinerja dan tujuan organisasi dapat
tercapai secara maksimal (dalam Tampi, 2014).
Menurut Siagian (2002), terdapat lima gaya
kepemimpinan yang biasa diterapkan oleh seorang pemimpin, antara lain :
1.
Gaya
Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin dapat
dikatakan sebagai pemimpin yang otokratik apabila seseorang :
·
Menganggap organisasi
sebagai milik pribadi
·
Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
·
Menganggap
karyawan sebagai mata-mata
·
Tidak mau
menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain
·
Bergantung pada
kekuasaan yang bersifat formal
·
Dalam bertindak
seringkali menggunakan approach yang
mengandung unsur paksaan dan menerapkan sebuah hukuman (dalam Tampi, 2014)
2.
Gaya
Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang
menerapkan gaya kepemimpinan militeristik tidak sama dengan seorang pemimpin
yang modern karena pemimpin dengan tipe militeristik memiliki beberapa
sifat-sifat, sebagai berikut :
·
Dalam
menggerakkan bawahannya, pemimpin seringkali menggunakan sistem pemerintah yang
sudah diterapkan sebelumnya
·
Dalam
menggerakkan bawahannya, pemimpin bergantung pada pangkat dan jabatan
·
Senang dengan
formalitas yang berlebihan
·
Menuntut
bawahannya untuk disiplin dan cenderung kaku (dalam Tampi, 2014)
3.
Gaya
Kepemimpinan Paternalistik
Kemudian terdapat tipe
lain dari seorang pemimpin, yaitu tipe pemimpin yang paternalistik. Dalam tipe
ini, pemimpin yang paternalistik memiliki beberapa sifat, antara lain :
·
Menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·
Terlalu
melindungi bawahannya
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
·
Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kreatifikas dan
fantasi
·
Seringkali
bersikap ingin tahu segala hal (dalam Tampi, 2014)
4.
Gaya
Kepemimpinan Kharismatik
Menurut Siagian (2002),
seorang pemimpin dengan tipe kharismatik sangat diperlukan dalam keadaan
tertentu. Akan tetapi, sifat negatif yang dimiliki oleh seorang pemimpin
kharismatik dapat mengalahkan sifat positif yang dimilikinya (dalam Tampi, 2014).
5.
Gaya
Kepemimpinan Demokratik
Siagian (2002)
berpendapat bahwa pemimpin yang demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang
paling tepat diterapkan dalam sebuah organisasi modern, karena :
·
Pemimpin senang
menerima saran, pendapat, bahkan kritikan dari bawahannya
·
Berusaha untuk mengutamakan
kerjasama tim dalam usaha mencapai tujuan
·
Berusaha untuk
mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai seorang pemimpin (dalam Tampi, 2014)
Sedangkan Robbins (2006)
mengemukakan bahwa terdapat empat jenis gaya kepemimpinan yang seringkali diterapkan
oleh seorang pemimpin, yaitu :
1.
Gaya
Kepemimpinan Kharismatik
Para pengikut
seringkali terpacu dengan pemimpin yang heroik atau luar biasa ketika pengikut
mengamati perilaku-perilaku tertentu dari seorang pemimpin. Adapun lima
karakteristik pokok yang terdapat dalam pemimpin kharismatik, antara lain
sebagai berikut :
a. Visi dan artikulasi. Pemimpin memiliki visi yang
ditujukan dengan sasaran yang ideal karena pemimpin mengharapkan masa depan
yang lebih baik daripada status quo serta mampu mengklarifikasi mengenai
pentingnya visi sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
b. Risiko personal. Pemimpin yang kharismatik bersedia
untuk menempuh risiko personal yang tinggi, menanggung biaya yang besar, dan
rela mengorbankan diri untuk meraih visi.
c. Peka terhadap lingkungan. Seorang pemimpin mampu
menilai secara realitis mengenai keadaan lingkungan dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk membuat suatu perubahan.
d. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik
seringkali terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan
norma yang berlaku (dalam Tampi, 2014).
2.
Gaya
Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin
transaksional merupakan pemimpin yang dapat memandu atau memotivasi para
pengikutnya menuju sasaran yang telah ditetapkan dengan memperjelas peran dan tugas
para pengikutnya. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan
antara pemimpin dengan bawahannya tanpa adanya usaha untuk menciptakan
perubahan pada bawahannya. Kemudian dalam gaya kepemimpinan transaksional
terdapat beberapa karakteristik, antara lain :
a. Imbalan kontingen dilakukan dengan cara melakukan
kontrak pertukaran imbalan atas upaya
yang telah dilakukan karyawan dengan baik. Salah satu imbalan yang diberikan,
yaitu dengan mengakui pencapaian yang dilakukan pengikutnya.
b. Manajemen yang didasarkan pada pengecualian (aktif)
dengan melihat dan mencari penyimpangan aturan dan standar yang ditetapkan
sebuah organisasi. Hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin transaksional untuk
mengatasi penyimpangan tersebut dengan cara menempuh tindakan perbaikan.
c. Manajemen berdasarkan pengecualian (pasif) dilakukan
ketika para pengikut tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan.
d. Laissez-faire : melepas tanggung jawab dan menghindari pembuatan
keputusan (dalam Tampi, 2014).
3.
Gaya Kepemimpinan
Transformasional
Dalam gaya
kepemimpinan ini, pemimpin dapat mencurahkan perhatian pada hal-hal dan
kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan masing-masing pengikutnya. Selain
itu, pemimpin transformasional mampu mengubah kesadaran para pengikutnya
mengenai persoalan-persoalan dengan cara membantu mereka mengubah pandangan
mereka akan masalah lama dengan cara-cara yang baru. Pemimpin transformasional
juga mampu membangkitkan para pengikutnya untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dalam kelompok. Di sisi lain, terdapat empat karakteristik yang
dimiliki oleh pemimpin transformasional :
a. Kharisma : menanamkan kebanggaan, meraih
penghormatan dan kepercayaan dari para pengikutnya.
b. Inspirasi : dapat mengkomunikasikan harapan secara
tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha yang dilakukan, serta
mampu memberikan gambaran mengenai maksud atau hal yang penting secara
sederhana.
c. Stimulasi intelektual : mampu memecahkan masalah
secara hati-hati, menggunakan suatu hal yang bersifat rasional, serta mendorong
inteligensi pengikutnya.
d. Pertimbangan individual : memberikan perhatian
secara personal, melayani karyawan secara pribadi, serta melatih dan menasihati
karyawannya (dalam Tampi, 2014).
4.
Gaya
Kepemimpinan Visioner
Pemimpin dengan
gaya kepemimpinan visioner mampu menciptakan dan mngartkulasikan visi secara
realistis, kredibel, serta menarik. Selain itu, visi yang diciptakan oleh
pemimpin visioner dapat diimplementasikan secara tepat dan memiliki kekuatan
yang besar, sehingga mampu membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya
untuk mewujudkannya (dalam Tampi, 2014).
Sumber Bacaan :
Tampi, Bryan J. (2014).
"Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (Regional Sales Manado)". Dalam Jurnal Acta Diurna, Vol. III, No. 4, Tahun 2014,
Hlm. 1-20
No comments:
Post a Comment