SPONSOR

Thursday 16 February 2017

JENIS-JENIS GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku yang dirancang untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki oleh bawahannya, sehingga kinerja dan tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal (dalam Tampi, 2014).
Menurut Siagian (2002), terdapat lima gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan oleh seorang pemimpin, antara lain :
1.      Gaya Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin yang otokratik apabila seseorang :
·         Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
·         Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
·         Menganggap karyawan sebagai mata-mata
·         Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain
·         Bergantung pada kekuasaan yang bersifat formal
·         Dalam bertindak seringkali menggunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan menerapkan sebuah hukuman (dalam Tampi, 2014)
2.      Gaya Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan militeristik tidak sama dengan seorang pemimpin yang modern karena pemimpin dengan tipe militeristik memiliki beberapa sifat-sifat, sebagai berikut :
·         Dalam menggerakkan bawahannya, pemimpin seringkali menggunakan sistem pemerintah yang sudah diterapkan sebelumnya
·         Dalam menggerakkan bawahannya, pemimpin bergantung pada pangkat dan jabatan
·         Senang dengan formalitas yang berlebihan
·         Menuntut bawahannya untuk disiplin dan cenderung kaku (dalam Tampi, 2014)
3.      Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Kemudian terdapat tipe lain dari seorang pemimpin, yaitu tipe pemimpin yang paternalistik. Dalam tipe ini, pemimpin yang paternalistik memiliki beberapa sifat, antara lain :
·         Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·         Terlalu melindungi bawahannya
·         Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
·         Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif
·         Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kreatifikas dan fantasi
·         Seringkali bersikap ingin tahu segala hal (dalam Tampi, 2014)
4.      Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Menurut Siagian (2002), seorang pemimpin dengan tipe kharismatik sangat diperlukan dalam keadaan tertentu. Akan tetapi, sifat negatif yang dimiliki oleh seorang pemimpin kharismatik dapat mengalahkan sifat positif yang dimilikinya (dalam Tampi, 2014).
5.      Gaya Kepemimpinan Demokratik
Siagian (2002) berpendapat bahwa pemimpin yang demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang paling tepat diterapkan dalam sebuah organisasi modern, karena :
·         Pemimpin senang menerima saran, pendapat, bahkan kritikan dari bawahannya
·         Berusaha untuk mengutamakan kerjasama tim dalam usaha mencapai tujuan
·         Berusaha untuk mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai seorang pemimpin (dalam Tampi, 2014)

Sedangkan Robbins (2006) mengemukakan bahwa terdapat empat jenis gaya kepemimpinan yang seringkali diterapkan oleh seorang pemimpin, yaitu :
1.      Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Para pengikut seringkali terpacu dengan pemimpin yang heroik atau luar biasa ketika pengikut mengamati perilaku-perilaku tertentu dari seorang pemimpin. Adapun lima karakteristik pokok yang terdapat dalam pemimpin kharismatik, antara lain sebagai berikut :
a.       Visi dan artikulasi. Pemimpin memiliki visi yang ditujukan dengan sasaran yang ideal karena pemimpin mengharapkan masa depan yang lebih baik daripada status quo serta mampu mengklarifikasi mengenai pentingnya visi sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
b.      Risiko personal. Pemimpin yang kharismatik bersedia untuk menempuh risiko personal yang tinggi, menanggung biaya yang besar, dan rela mengorbankan diri untuk meraih visi.
c.       Peka terhadap lingkungan. Seorang pemimpin mampu menilai secara realitis mengenai keadaan lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat suatu perubahan.
d.      Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik seringkali terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma yang berlaku (dalam Tampi, 2014).
2.      Gaya Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang dapat memandu atau memotivasi para pengikutnya menuju sasaran yang telah ditetapkan dengan memperjelas peran dan tugas para pengikutnya. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan antara pemimpin dengan bawahannya tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan pada bawahannya. Kemudian dalam gaya kepemimpinan transaksional terdapat beberapa karakteristik, antara lain :
a.       Imbalan kontingen dilakukan dengan cara melakukan kontrak pertukaran  imbalan atas upaya yang telah dilakukan karyawan dengan baik. Salah satu imbalan yang diberikan, yaitu dengan mengakui pencapaian yang dilakukan pengikutnya.
b.      Manajemen yang didasarkan pada pengecualian (aktif) dengan melihat dan mencari penyimpangan aturan dan standar yang ditetapkan sebuah organisasi. Hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin transaksional untuk mengatasi penyimpangan tersebut dengan cara menempuh tindakan perbaikan.
c.       Manajemen berdasarkan pengecualian (pasif) dilakukan ketika para pengikut tidak dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan.
d.      Laissez-faire : melepas tanggung jawab dan menghindari pembuatan keputusan  (dalam Tampi, 2014).
3.      Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin dapat mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan masing-masing pengikutnya. Selain itu, pemimpin transformasional mampu mengubah kesadaran para pengikutnya mengenai persoalan-persoalan dengan cara membantu mereka mengubah pandangan mereka akan masalah lama dengan cara-cara yang baru. Pemimpin transformasional juga mampu membangkitkan para pengikutnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Di sisi lain, terdapat empat karakteristik yang dimiliki oleh pemimpin transformasional :
a.       Kharisma : menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan dari para pengikutnya.
b.      Inspirasi : dapat mengkomunikasikan harapan secara tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha yang dilakukan, serta mampu memberikan gambaran mengenai maksud atau hal yang penting secara sederhana.
c.       Stimulasi intelektual : mampu memecahkan masalah secara hati-hati, menggunakan suatu hal yang bersifat rasional, serta mendorong inteligensi pengikutnya.
d.      Pertimbangan individual : memberikan perhatian secara personal, melayani karyawan secara pribadi, serta melatih dan menasihati karyawannya (dalam Tampi, 2014).
4.      Gaya Kepemimpinan Visioner
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan visioner mampu menciptakan dan mngartkulasikan visi secara realistis, kredibel, serta menarik. Selain itu, visi yang diciptakan oleh pemimpin visioner dapat diimplementasikan secara tepat dan memiliki kekuatan yang besar, sehingga mampu membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya (dalam Tampi, 2014).

Sumber Bacaan :

Tampi, Bryan J. (2014). "Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk (Regional Sales Manado)". Dalam Jurnal Acta Diurna, Vol. III, No. 4, Tahun 2014, Hlm. 1-20

No comments:

Post a Comment