SPONSOR

Tuesday 31 January 2017

KEPUASAN KERJA


1.      Definisi Kepuasan Kerja
Menurut Davis dan Keith (1985), kepuasan kerja merupakan suasana psikologis yang dirasakan oleh individu terkait dengan perasaan menyenangkan ataupun tidak menyenangkan terhadap pekerjaan yang sedang mereka lakukan. Kemudian Porter dan Lawler (2000) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sebuah bangunan yang bersifat unidimensional, dimana seseorang memiliki kepuasan umum atau ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Sementara itu Vroom (1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu acuan dari orientasi yang efektif seorang pegawai terhadap peranan mereka dalam jabatan yang individu pegang saat ini. Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan yang dimiliki oleh seseorang mengenai pekerjaan yang mereka jalani, baik pekerjaan yang membuat mereka bahagia atapun keluar dari pekerjaan tersebut (dalam Ruvendi, 2005)

2.      Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lock, aspek-aspek kepuasan kerja terdiri dari :
·         Pekerjaan itu sendiri, dimana hal ini berkaitan dengan pekerjaan yang menarik bagi individu dan memahami bahwa nilai dari pekerjaan itu sendiri merupakan sumber dari kepuasan.
·         Kesempatan untuk dipromosikan, yaitu peluang untuk menduduki jenjang hierarki yang lebih tinggi yang tersedia dalam suatu organisasi, seperti kesempatan untuk berprestasi dan aspek keadilan.
·         Supervisi, merupakan kemampuan pemimpin untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku terhadap pelaksanaan kerja karyawan memberi dukungan serta tingkat kebebasan.
·         Imbalan yang layak, yaitu jumlah imbalan finansial yang diterima oleh karyawan yang dipandang adil terhadap pekerja lainnya, seperti gaji yang sesuai dengan harapan, gaji yang adil, penghargaan, dan tunjangan.
·         Dukungan rekan kerja. Dukungan kerja ini merupakan hal yang dilakukan karyawan ketika bekerja sama dalam suatu pekerjaan yang menunjukkan sikap bersahabat dan mendorong dalam peningkatan prestasi melalui saling memberikan dukungan (dalam Risambessy, Swasto, Thoyib & Astuti , 2011).

3.      Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Robin (2002) menyebutkan bahwa sumber dari kepuasan kerja terdiri atas pekerjaan yang menantang, imbalan yang sesuai, kondisi/lingkungan kerja yang mendukung, dan rekan kerja yang mendukung. Sedangkan peneliti lain menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seperti faktor yang berhubungan dengan pekerjaan, kondisi kerja, rekan sejawat, pengawasan, promosi jabatan, dan gaji (dalam Ruvendi, 2005). Di sisi lain, Triyanto (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kepuasan kerja seseorang dapat diamati dari sikap, perilaku, cara pandang, dan situasi di tempat kerja.

4.      Dampak Kepuasan Kerja
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa apabila seseorang merasa tidak puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan, hal tersebut akan ditunjukkan dengan adanya penurunan produktifitas, ketidakhadiran kerja, pemogokan dalam bekerja, dan pergantian karyawan. Selain itu akibat dari ketidakpuasan kerja, karyawan akan mengalami penurunan prestasi kerja, kurang disiplin, serta rendahnya hasil yang diperoleh dari kinerja karyawan (dalam Triyanto, 2009). Namun, Hackman (1977) menyebutkan bahwa suatu pekerjaan dapat memberikan kepuasan kerja terhadap karyawan apabila pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan menuntut keterampilan dan keahlian yang bervariasi, utuh, memberikan kebebasan kepada karyawan untuk memilih cara-cara dalam menyelesaikan pekerjaan yang mereka lakukan, serta memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai pekerjaan yang telah mereka lakukan (dalam Gunawan, 2012)

Sumber Bacaan :
Gunawan, Hendra. (2012). “Politik Organisasi dan Dampaknya terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB)”. Dalam Jurnal Manajemen, Vol. 12, No. 1, November 2012, Hlm. 13-26
Risambessy, Agusthina., Bambang S., Armanu T., & Endang Siti A. (2011). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, Burnout terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan”. Dalam Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 3, Hlm. 840-851
Ruvendi, Ramlan. (2005). “Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”. Dalam Jurnal Ilmiah Binaniaga, Vol. 1, No. 1, 2005, Hlm. 17-26
Triyanto, Agus. (2009). “Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Pengaruhnya terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan”. Dalam Jurnal Manajemen, Vol. 7, No. 4, Mei 2009, Hlm 1-13


Sunday 29 January 2017

JENIS-JENIS RANCANGAN PENELITIAN



Dalam sebuah penelitian, peneliti akan menentukan jenis rancangan apa yang akan mereka gunakan untuk memperoleh sebuah data penelitian. Creswell (2009) dalam bukunya menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis penelitian yang dapat digunakan, seperti penelitian kuantitatif, kualitatif, serta penelitian yang menggunakan metode campuran antara kuantitatif dan kualitatif.
1.      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan instrumen-instrumen penelitian, sehingga data yang diperoleh dalam penelitian berupa angka. Kemudian peneliti akan melakukan analisis data berdasarkan prosedur statistik. Hal ini membuat laporan akhir dalam penelitian kuantitatif memiliki struktur yang ketat dan konsisten karena penelitian ini terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Selain itu, penelitian kuantitatif memiliki asumsi yang dilakukan secara deduktif untuk menguji teori, mencegah munculnya bias dalam penelitian, mengontrol penjelasan yang bersifat alternatif, serta mampu menggeneralisasikan dan menerapkan kembali penemuan sebelumnya (dalam Creswell, 2009).

2.      Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami suatu makna yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan sejumlah individu atau sekelompok orang. Dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan dan prosedur dalam penelitian, mengumpulkan data spesifik yang berasal dari para partisipan, menganalisis data secara induktif dengan cara menentukan tema-tema khusus menjadi tema-tema umum, serta menafsirkan makna dari sebuah data. Laporan akhir dalam penelitian kualitatif memiliki struktur yang fleksibel karena peneliti memiliki cara pandang penelitian yang bersifat induktif, berfokus terhadap makna yang diperoleh secara individual, serta peneliti mampu menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (dalam Creswell, 2009).

3.      Penelitian Metode Campuran
Penelitian dengan menggunakan metode campuran merupakan suatu pendekatan dalam sebuah penelitian yang mengkombinasikan antara bentuk kualitatif dengan bentuk kuantitatif. Penelitian ini melibatkan asumsi yang bersifat filosofis serta menggunakan aplikasi pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan dalam satu penelitian. Kemudian pendekatan ini cenderung lebih kompleks karena pendekatan ini bukan hanya mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi penelitian ini melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian yang dilakukan secara kolektif. Hal ini membuat pendekatan ini memiliki kekuatan yang lebih besar secara keseluruhan daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (dalam Creswell, 2009).