SPONSOR

Tuesday 11 October 2016

IDENTITAS DIRI



Definisi Identitas Diri
Erickson (1974) berpendapat bahwa identitas diri adalah identitas yang menyangkut kualitas “eksistensi” dari subjek, yang berarti bahwa subjek memiliki suatu gaya pribadi yang khas. Oleh karena itu, identitas diri berarti mempertahankan ‘suatu gaya keindividualitasan diri sendiri’ (Rahma & Reza, 2013). Menurut Sunaryo (2004) identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh (Wahyuni & Marettih, 2012). Sedangkan Menurut Erickson (1950, 1968) identitas diri  adalah pencapaian pribadi utama di usia remaja dan sebagai langkah penting menuju sosok dewasa yang produktif dan berguna. (Berk, 2012).
Berdasarkan definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa identitas diri adalah identitas yang menyangkut kualitas eksistensi individu yang bersumber dari pengamatan dan penilaian akan diri individu sehingga membentuk konsep diri yang menjadi satu kesatuan serta sebagai langkah menuju dewasa yang produktif dan berguna bagi lingkungan sosial.

Aspek-Aspek Identitas Diri
Identitas diri merupakan gambaran diri yang tersusun dari berbagai aspek, antara lain sebagai berikut (Berk, 2012):
·         Jejak karir dan pekerjaan yang ingin dirintis seseorang (identitas pekerjaan/karir)
·         Apakah seseorang itu konservatif, liberal, atau berada diantara keduanya (identitas politik)
·         Keyakinan spiritual seseorang (identitas spiritual)
·         Status seseorang apakah lajang, menikah, bercerai, dan seterusnya (identitas relasi)
·         Sejauh mana seseorang termotivasi untuk berprestasi dan intelektualitasnya (idenitas prestasi, intelektual)
·         Apakah seseorang itu heteroseksual,homoseksual atau bisesksual (identitas seksual)
·         Latar belakang Negara seseorang dan seberapa kuatkah orang itu beridentifikasi dengan budaya asalnya (identitas budaya atau etnik)
·         Hal-hal yang senang dilakukan seseorang seperti olahraga, hobi, music, dan sebagainya (minat)
·         Karakteristik kepribadian individual seperti introvert atau ekstrovert, bersemangat atau tenang, bersahabat atau kasar dan seterusnya (kepribadian)
·         Citra – tubuh individu tersebut (identitas fisik)

Dimensi Identitas Diri
        Menurut Erickson terdapat tujuh dimensi yang terdapat dalam identitas diri seseorang,
antara lain (Santrock, 2003):
1.      Genetik. Menurut Erickson perkembangan identitas adalah suatu hasil yang meliputi pengalaman individu pada lima tahap pertama dari perkembangan.
2.      Adaptif. Perkembangan identitas remaja dapat dilihat sebagai suatu hasil atau prestasi yang adaptif. Identitas adalah penyesuaian remaja mengenai keterampilan-keterampilan khusus, kemampuan, dan kekuatan ke dalam masyarakat di mana mereka tinggal.
3.      Struktural. Kebingungan identitas yang terjadi merupakan suatu kemunduran dalam perspektif waktu, inisiatif, dan kemampuan untuk mengkoordinasikan perilaku di masa kini dengan tujuan di masa depan. Kemunduran tersebut menunjukkan adanya defisit secara struktural.
4.      Dinamis. Erickson yakin bahwa identitas terbentuk ketika manfaat dari identifikasi berakhir. Proses ini muncul dari identifikasi masa kecil individu dengan orang dewasa yang kemudian menarik mereka ke dalam bentuk identitas baru, yang sebaliknya menjadi tergantung dengan peran masyarakat bagi remaja.
5.      Subjektif. Menurut Erickson individu dapat merasakan suatu perasaa kohesif maupun tidak adanya kepastiaan dalam dirinya.
6.      Timbal balik psikososial. Perkembangan identitas merupakan representasi jiwa diri, hubungan dengan orang lain, komunitas, dan masyarakat.
7.      Status eksistensial. Remaja menurut Erickson sama seperti seorang filsuf eksistensialisme yang mencari arti dalam hidupnya serta arti hidup secara umum.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Identitas Diri
Menurut Purwadi (2004), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi identitas diri seseorang, faktor tersebut meliputi :
·         Tingkat identifikasi pada orang tua sejak masa kanak-kanak hingga mencapai masa remaja. Sebab orang tua adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak. Semua sikap dan perilaku orang tua menjadi sumber identifikasi bagi anak, dan selanjutnya menjadi bagian dari komponen pembentuk identitas dirinya.
·         Gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua atau pihak yang mengasuh dan merawat individu tersebut. Penelitian Purwadi (2000) menunjukkan bahwa pengasuhan orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan pembentukan identitas diri remaja.
·         Keberadaan figure tokoh sukses yang dilihat remaja dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembentukan identitas diri remaja. Remaja melihat, menilai, dan menemukan nilai-nilai yang dianggap baik ada pada figure tokoh tersebut, selanjutnya diinternalisasikan ke dalam dirinya untuk dijadikan bagian dari pembentuk identitas dirinya.
·         Harapan sosial tentang identitas seseorang. Harapan-harapan itu muncul dalam keluarga, sekolah, dan teman sebayanya. Setiap individu akan selalu menghadapi tuntunan itu. Individu yang bergaul dengan lingkungannya selalu berhadapan dengan nilai atau kriteria yang dipandang utama menurut ukuran masyarakat dimana individu tersebut berbeda. Kriteria tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan membuat individu berusaha untuk dapat memenuhinya . setiap individu ingin dipandang oleh orang-orang sekitar sebagai orang baik, dan memenuhi tuntutan masyarakat sekitarnya. Maka, kriteria tentang keutamaan (baik-buruk) tersebut akan memberikan arah pada remaja dalam membentuk identitas dirinya.
·         Tingkat keberhasilan seseorang dapat mengungkap berbagai alternatif identitas diri. Artinya, seberapa banyak seseorang itu mampu mengungkap dan menemukan pilihan komponen-komponen isi pembentuk identitas dirinya. Semakin banyak alternative pilihan dapat diungkap, baik melalui sumber-sumber bacaan, televise, maupun melalui pengamatan terhadap objek-objek di lingkungan sekitarnya; semakin lengkap pula komponen yang akan ikut membentuk identitas diri remaja tengah.
·         Kepribadian yang dicapai pada masa preadolescent, juga memberikan sumbangan yang sangat signifikan bagi proses pembentukan identitas diri remaja. Maksudnya, bagaimana keadaan kepribadian pada sebelum masa remaja, akan menjadi fondasi yang kuat untuk terbentuknya identitas diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Reese dkk (Dusek, 1977) bahwa tahap perkembangan satu dengan tahap perkembangan yang lain merupakan kelanjutan.

Sumber Bacaan :
Berk, Laura E. (2012). Development Through The Lifespan Dari Prenatal Sampai Masa Remaja, Transisi Menjelang Dewasa, Edisi Kelima. Terj : Daryatno. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Purwadi. (2004). “Proses Pembentukan Identitas Diri Remaja”. [Online]. Dalam Jurnal Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal, Vol. 1, No. 1, Hlm. 43 – 52. Diunduh dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=124060&val=5536 (Diakses pada Rabu, 24 Februari 2016 pukul 16.42 WIB)
Rahma, Fadilah Aulia. (2013). “Hubungan Antara Pembentukan Identitas Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pembelian Merchandise Pada Remaja”. [Online]. Dalam Jurnal Character, Vol. 1, No. 3, Hlm. 1 - 6 Diunduh dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwihndmbj5DLAhUCWo4KHYLyDhEQFgg4MAM&url=http%3A%2F%2Fejournal.unesa.ac.id%2Farticle%2F4733%2F17%2Farticle.pdf&usg=AFQjCNHAeBP2O-KOkTJjol3018dvjTiKrA&bvm=bv.114733917,d.c2E Pada Rabu, 24 Februari 2016 pukul 16.50 WIB
Santrock, John W. (2003). Perkembangan Remaja. Terj : Shinto B. Adelar & Sherly Saragih. Jakarta : Erlangga.
Wahyuni, Winda & Anggia K. E. Marettih. (2012). “Hubungan Citra Tubuh Dengan Identitas Diri Pada Remaja Dengan Disabilitas Fisik”. [Online]. Dalam Jurnal Psikologi, Vol. 8, No. 1, Hlm. 62 - 66. Diunduh dari http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/184/172 (Diakses pada Rabu, 24 Februari 2016 pukul 16.53 WIB)

No comments:

Post a Comment