SPONSOR

Monday 29 August 2016

BEHAVIORISTIK



Aliran behavioristik dikembangkan oleh salah satu Psikolog Amerika (American Psychologist) bernama Burrhus Frederick Skinner. Skinner berpendapat bahwa perilaku sebenarnya dapat dipelajari dengan baik tanpa perlu melibatkan insting, motif, dan kebutuhan. Dalam aliran behariosrisme, Skinner (1953) mengenali dua bentuk pengkodisian, yaitu pengkondisian klasik (pengkondisian responden) dan operan (pengkondisian Skinnerian). Pengkondisian klasik merupakan suatu respons yang diperoleh oleh individu dengan suatu stimulus yang spesifik dan dapat diidentifikasi. Pengkondisian ini bersifat alamiah, fisiologis, dan tidak disengaja. Dalam classical conditioning, refleks yang dilakukan cenderung mengarah pada faktor biologis yang memengaruhi perilaku individu (dikendalikan oleh situasi) Sedangkan pengkondisian operan merupakan sebuah perilaku yang dibuat lebih mungkin untuk terjadi saat diberikan penguatan secara langsung. Pengkondisian operan bersifat tidak alamiah, non emosional, dan disengaja. Dalam operant conditioning individu cenderung bisa mengendalikan dirinya dan bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Terdapat dua konsep utama dalam aliran behaviorisme, yaitu penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment). Reinforcement merupakan respons yang diperkuat oleh konsekuensi. Menurut Skinner, renforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat perilaku dan memberikan penghargaan kepada individu. Penguatan positif merupakan sebuah stimulus yang saat diberikan dalam suatu situasi akan meningkatkan kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan negatif dilakukan dengan menghilangkan suatu stimulus yang tidak disukai dari suatu situasi sehingga dapat meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku sebelumnya akan terjadi. Sedangkan punishment merupakan perilaku yang hilang karena konsekuensi (penurunan atau pengurangan perilaku sebelumnya akibat adanya konsekuensi). Hukuman positif terjadi akibat pengurangan perilaku dengan cara individu mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan. Hukuman negatif terjadi karena adanya konsekuensi yang harus diambil dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan dari individu.
Dalam aliran behariorisme, frekuensi perilaku yang diberikan penguatan, tergantung pada kondisi ketika pelatihan terjadi pada berbagai macam jadwal penguatan. Penguatan dapat mengikuti suatu perilaku dalam jadwal yang berkelanjutan atau dalam jadwal yang acak. Pada jadwal yang berkelanjutan (continuous reinforcement), individu diberikan penguatan untuk setiap respons, namun jadwal ini tidak efisien untuk digunakan. Tetapi Skinner lebih memilih jadwal yang acak (partial reinforcement), karena jadwal ini lebih efisien dan menghasilkan respons yang lebih resisten terhadap kemusnahan (extinction). Ferster dan Skinner (1957), menyatakan bahwa terdapat empat jadwal acak yang mendasar : (1) Jadwal rasio tetap (fixed-ration schedule), yaitu individu diberikan penguatan secara acak yang bergantung pada jumlah respos yang diberikan. (2) Jadwal rasio bervariasi (variable-ratio schedule), individu diberikan penguatan setelah respons ke-n. (3) Jadwal interval tetap (fixed-interval schedule), individu diberikan penguatan untuk respons pertama yang mengikuti suatu periode waktu yang sudah dirancang. (4) Jadwal interval bervariasi (variable-interval schedule) adalah jadwal yang diberikan ketika individu diberi penguatan setelah jangka waktu yang acak atau berbeda-beda.


Sumber Bacaan :
Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2013). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 2. Terj : Smita Prathita Sjahputri. Jakarta : Salemba Humanika

No comments:

Post a Comment