Aliran behavioristik dikembangkan oleh salah satu
Psikolog Amerika (American Psychologist)
bernama Burrhus Frederick Skinner. Skinner berpendapat bahwa perilaku
sebenarnya dapat dipelajari dengan baik tanpa perlu melibatkan insting, motif,
dan kebutuhan. Dalam aliran behariosrisme, Skinner (1953) mengenali dua bentuk
pengkodisian, yaitu pengkondisian klasik (pengkondisian responden) dan operan
(pengkondisian Skinnerian). Pengkondisian klasik merupakan suatu respons yang
diperoleh oleh individu dengan suatu stimulus yang spesifik dan dapat
diidentifikasi. Pengkondisian ini bersifat alamiah, fisiologis, dan tidak
disengaja. Dalam classical conditioning,
refleks yang dilakukan cenderung mengarah pada faktor biologis yang memengaruhi
perilaku individu (dikendalikan oleh situasi) Sedangkan pengkondisian operan
merupakan sebuah perilaku yang dibuat lebih mungkin untuk terjadi saat
diberikan penguatan secara langsung. Pengkondisian operan bersifat tidak
alamiah, non emosional, dan disengaja. Dalam operant conditioning individu cenderung bisa mengendalikan dirinya
dan bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Terdapat dua konsep utama dalam aliran behaviorisme,
yaitu penguatan (reinforcement) dan
hukuman (punishment). Reinforcement merupakan respons yang
diperkuat oleh konsekuensi. Menurut Skinner, renforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat perilaku dan memberikan
penghargaan kepada individu. Penguatan
positif merupakan sebuah stimulus yang saat diberikan dalam suatu situasi
akan meningkatkan kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan negatif dilakukan dengan
menghilangkan suatu stimulus yang tidak disukai dari suatu situasi sehingga
dapat meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku sebelumnya akan terjadi.
Sedangkan punishment merupakan
perilaku yang hilang karena konsekuensi (penurunan atau pengurangan perilaku sebelumnya
akibat adanya konsekuensi). Hukuman
positif terjadi akibat pengurangan perilaku dengan cara individu
mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan. Hukuman negatif terjadi karena adanya konsekuensi yang harus
diambil dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan dari individu.
Dalam aliran behariorisme, frekuensi perilaku yang
diberikan penguatan, tergantung pada kondisi ketika pelatihan terjadi pada
berbagai macam jadwal penguatan. Penguatan dapat mengikuti suatu perilaku dalam
jadwal yang berkelanjutan atau dalam jadwal yang acak. Pada jadwal yang berkelanjutan (continuous reinforcement), individu diberikan penguatan untuk
setiap respons, namun jadwal ini tidak efisien untuk digunakan. Tetapi Skinner
lebih memilih jadwal yang acak (partial reinforcement), karena jadwal
ini lebih efisien dan menghasilkan respons yang lebih resisten terhadap
kemusnahan (extinction). Ferster dan
Skinner (1957), menyatakan bahwa terdapat empat jadwal acak yang mendasar : (1)
Jadwal rasio tetap (fixed-ration schedule), yaitu individu
diberikan penguatan secara acak yang bergantung pada jumlah respos yang
diberikan. (2) Jadwal rasio bervariasi (variable-ratio schedule), individu
diberikan penguatan setelah respons ke-n. (3) Jadwal interval tetap (fixed-interval
schedule), individu diberikan penguatan untuk respons pertama yang
mengikuti suatu periode waktu yang sudah dirancang. (4) Jadwal interval bervariasi (variable-interval
schedule) adalah jadwal yang diberikan ketika individu diberi penguatan
setelah jangka waktu yang acak atau berbeda-beda.
Sumber
Bacaan :
Feist, Jess & Gregory J. Feist. (2013). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 2. Terj
: Smita Prathita Sjahputri. Jakarta : Salemba Humanika
No comments:
Post a Comment